Posts

Showing posts from 2014
Image
KRONOLOGI KEJADIAN Sekitar jam 02.30 WITa Awal Mula Masalah (Wedison Kogoya) yang mengendarai mobil Avanza, bersama dengan temannya Jeck Kogoya dan Kores Arwam, Sekitar jam 2 keluar cari akua di Tataaran dekat antara Pertigaan dan Atm, mencari toko tapi tidak ada yang buka pada saat itu, kemudian menoleh ke arah ATM ada seorang berhadapan dengan (L dan S) yang sedang beradu argumen. Sehingga saya lekas turun dari Mobil dan saya menghampiri mereka dan mengatakan, bapak “biarkan mereka. Kemudia bapak itu membiarkan mereka, Saya pun berjabatangan dengan bapak itu. Kemudian saya menyuruh mereka untuk segera kembali ke asrama Kamasan VI. Karena saya berlawanan arah dengan mereka sehingga saya memutar mobil untuk bisa mengawal mereka. Pada saat saya memutar mobil, mereka (Lazarus Lambe dan Semi Lambe) sudah mengunakan motor mendahului saya, menuju ke arah asrama Kamasan VI. Setelah saya memutar mobil dan mengikuti mereka dalam perjalanan menuju asrama, kedua teman mahasiswa (Lazarus
Image
“HARAPAN BARU BAGI ANGGOTA BARU UNTUK PERUBAHAN” Minggu,1 September 2014 . “Menurut rencana Allah, setiap manusia dipanggil untuk mengembangkan dirinya, karena setiap kehidupan adalah panggilan…. Karena dianugerahi kecerdasan dan kebebasan, manusia bertanggung jawab atas perkembangan dan keselamatan dirinya….setiap orang dapat bertumbuh dalam kemanusiaan, mampu memajukan nilai kemanusiaannya, dapat menjadi semakin pribadi.” Perkembangan dan kemajuan diri adalah panggilan yang terdapat dalam rencana Allah bagi setiap orang. Keselamatan manusia diwujudkan dengan mengembangkan dirinya sesuai dengan kehendak Allah. Karena itu, kemuliaan Allah dan perkembangan diri manusia bukanlah dua hal yang bertentangan.  Agar perkembangan dan kemajuan setiap pribadi dan kelompok dapat terjamin secara maksimal, dibutuhkan kesejahteraan umum. Kesejahteraan umum bukan sejumlah fasilitas atau sekumpulan barang tertentu. Kesejahteraan umum yang dimaksut adalah kondisi yang diciptakan dengan tujuan
"INSPIRASI" KEMBALI KEPADA KEMANUSIAAN Kekacauan sosial terjadi karena raja dengan lalim menindas dan memeras rakyatnya, atau hakim tak peduli dengan keadilan, atau seorang tentara membunuh rakyatnya dengan senjatanya, atau pegawai negeri hanya mau melayani anggota keluarganya dan lain-lain. Menurut konfusius, setiap orang dapat hidup dan berperilaku sesuai idetitasnya apa bila ia sadar akan hakikat kemanusiaanya. Hakikat manusia sebagai manusia adalah ” jen”  berarti beberapa hal, yakni Keutamaan, Kemanusiaan, watak moral, cinta, kebaikan manusiawi, dan berbelas kasih atau kemampuan mencintai. Dari semuanya itu “kemampuan mencinta” merupakan terjemahan yang dapat merangkum kekayaan arti kata “jen”. Konfusius hendak menekankan bahwa sumber tindakan yang bijaksana atau tindakan manusia sejati adalah kesadaran akan dirinya sebagai manusia yang mampu mencinta dalam keadaan sulit dan dalam keadaan kebingungan, ia harus setia pada kemanusiaan. (Lun-yu,4.5). Dalam
Image
JADILAH LILIN DAN BUNGA DUNIA Lilin…. Putih…… Mempunyai sumbuh…..berbentuk tabung, Memberi terang dalam kegelapan Itulah bentuk dan sifatmu, yang mengingatkanku untuk…… Bunga….. Indahmu mengetakan jiwaku Wangimu membuat aku bangun dari tidurku Dan mengingatkanku untuk……… Belajar………. Belajar untuk mengerti hidup Belajar untuk berjuang Belajar untuk menjadi…….. Cinta…… Karena cinta ku mengerti arti perpisahan Dengan cinta juga kumengerti pengorbanan Dengan cinta juga ku mengerti………. Lilin…….. Nyalamu memberikan terang Memampuhkanku untuk melangkah Untuk mengapai ambisiku untuk……… Belajar…… Belajar dari tidak tau menjadi tau Belajar memberi dari kekuranganku Belajar memberi dengan……… Cinta…… Mencintai dengan hati Bukan dengan nafsu Karena ku mencintai……… Bunga……… Bunga yang cantik Bunga yang tampan Membuatku menghayal seperti……… Lilin…… Kutaktahu berapa besar pengorbananmu Aku taktahu berapakali

JOLI HISAGE: “KITA SEKARANG HARUS MULAI PEMULIHAN”

Image
Kelompok Glado Rohani di Baliem setelah diskusi tentang masalah budaya di Baliem Bapak Joli Hisage Tomohon 19/05/2014 . Gelisah dan penyesalan terlintas di wajah orang-orang mudah balim yang tergabung dalam kelompok Gladi Rohani St.Fransiskus Asisi dan Sta.Clara (GR) saat kegiatan siarah budaya yang di laksanakan selama bulan Januari -Februari 2014 di beberapa wilayah lembah baliem, mulai dari Kampung Tiwe, Pikhe, Pugima, Elagaima, Woogi dan Wouma dan di Waena Jayapura, Papua. Ekspresi rasa prihatin dan gelisah ini terlihat jelas saat masing-masing orang yang hadir dalam setiap kegiatan   siarah budaya ini menyampaikan pendapatnya tentang kenapa orang baliem sekarang semakin jauh dari budayanya yang adalah identitas dirinya. “Jika Tidak Tobat,Menyesal,Keluar Dari Aturan Adat,   Anda Bukan”Akuni” yang artinya Manusia Sejati   ungkap bapak Joli Yulianus Hisage yang juga sekretaris Dewan Adat Papua pada pertemuan pertama (5 Januari 2014) yang di laksanakan di kampung Ti